DIPUBLISH OLEH Pa Ian PADA TANGGAL 29 Oct 2008
KATEGORI: Tazkiyatun Nafs, Kisah dan Hikmah
Oleh Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arifi
Setiap orang mempunyai cita-cita akan melakukan berbagai upaya untuk memburu apa yang diinginkannya.Pecinta harta akan melakukan berbagai upaya untuk mengumpulkan dan mengembangkannya. Dan ia juga akan mempelajari keterampilan bisnis dan cara mencari keuntungan.
Stasiun-stasiun televisi akan melakukan berbagai upaya untuk menjaring pemirsa dengan menyajikan aneka program atau acara dan memilih gaya-gaya yang up to date. Juga melalui pelatihan berbagai macam keterampilan yang diberikan kepada presenter (pembawa acara) dalam rangka menarik minat masyarakat untuk mengikuti acaranya.
Hal yang sama, berlaku pada pengelola media cetak dan radio. Termasuk pada penjual barang-barang lainnya, baik halal maupun haram.Mereka semua sangat tekun dalam memantapkan keterampilan-keterampilan yang berguna bagi mereka di bidang yang mereka geluti.
Memikat hati manusia adalah bidang yang membutuhkan trik-trik dan kiat-kiat khusus. Taruhlah anda masuk ke dalam ruangan yang di dalamnya terdapat 40 orang misalnya. Kemudian anda menghampiri mereka semua untuk bersalaman satu persatu.
Ada yang ketika anda mengulurkan tangan kepadanya dia memberikan ujung jarinya sambil berkata dengan dingin: “Selamat datang. Selamat datang.” Ada yang sibuk berbicara dengan orang lain kemudian anda mengejutkannya dengan ucapan salam. Lalu ia menjawab dengan dingin dan menjabat tangan anda tanpa memandang ke arah anda.
Ada yang sibuk berbicara dengan ponselnya. Lalu ia mengulurkan tangannya kepada anda tanpa mengucapkan sepatah kata atau menunjukkan sedikit perhatian kepada anda.
Dan ada yang ketika melihat anda menuju ke arahnya, ia berdiri dan bersiap-siap menyambut anda.
Lalu ketika mata anda bertatapan dengan matanya, ia tersenyum dan menujukkan raut muka yang ceria karena berjumpa dengan anda. Dia menjabat tangan anda dengan hangat. Dan dia menyambut kedatangan anda dengan ramah. Padahal anda tidak mengenalnya dan dia pun tidak mengenal anda. Kemudian anda melanjutkan salaman anda dengan yang lainnya dan duduk. Demi Allah, jawablah dengan jujur! Bukankah hati anda tertarik kepada orang tersebut?
Pasti. Hati anda akan tertarik kepadanya. Padahal anda tidak mengenalnya; tidak tahu namanya; dan tidak tahu profesi atau jabatannya. Meskipun demikian, dia telah berhasil memikat hati anda. Bukan dengan hartanya, jabatannya, status sosialnya, atau nasabnya, melainkan dengan keterampilan bergaulnya.
Jadi, hati manusia tidak perlu dipikat dengan kekuatan, kekayaan, kecantikan, atau jabatan. Tapi cukup dipikat dengan sesuatu yang lebih kecil dan lebih mudah dari itu. Namun demikian, hanya sedikit orang yang mampu memikatnya.
Saya teringat salah satu mahasiswa saya yang mengidap gangguan kejiwaan. Dia mengalami depresi berat. Ayahnya adalah perwira yang menduduki jabatan tinggi. Berulang kali ia datang ke fakultas untuk menemui saya. Dan kami pun bekerja sama untuk mengobati anaknya. Kadang-kadnag saya pergi ke rumah mereka. Saya melihat rumah mereka seperti istana yang megah. Dan saya melihat ruang tamu ayahnya dipenuhi oleh para tamu. Hampir tidak ada tempat yang kosong. Saat itu saya kagum pada kecintaan masyarakat dan antusiasme mereka kepadanya.
Beberapa tahun kemudian –setelah sang ayah pensiun dari jabatannya- saya pergi berkunjung ke rumahnya. Saya masuk ke dalam istana itu dan menuju ke ruang tamu yang berisi lebih 50 buah kursi. Ternyata di situ hanya ada seorang laki-laki yang sedang menonton televisi dan seorang pembantu yang menghidangkan teh dan kopi. Saya duduk dengannya sebentar saja. Setelah keluar saya teringat akan keadaannya sewaktu dia masih memegang jabatan dan keadaannya sekarang.
Apa yang dulu membuat orang banyak berkumpul dan berkerumun di sekelilingnya sambil menunjukkan keramahan dan kecintaan. Pada saat itulah saya menyadari bahwa orang tersebut tidak memikat hati manusia dengan akhlaknya, kelembutannya dan cara bergaulnya yang baik, melainkan dengan jabatan, pengaruh dan hubungannya yang luas. Sehingga ketika jabatan itu hilang, maka kecintaan orangpun hilang.
Maka ambillah pelajaran dari kawan kita ini. Dan perlakukanlah semua orang dengan keterampilan-keterampilan yang bisa membuat mereka menyukai anda karena pribadi anda. Mereka menyukai pembicaraan anda, senyum anda, kelembutan anda, dan cara bergaul anda yang baik. Mereka menyukai karena anda mau memaafkan kesalahan mereka dan mau peduli terhadap musibah yang menimpa mereka.
Jangan membuat hati mereka terpaut dengan kursi dan dompet anda. Orang yang memberikan harta, makanan dna minuman kepada anak-anak dan istrinya tidak bisa memikat hati mereka, melainkan memikat perut mereka. Dan orang melimpahkan uang kepada keluarganya, tapi berkelakuan buruk kepada mereka tidak bisa memikat hati mereka, melainkan memikat dompet mereka.
Oleh karena itu, jangan heran bila anda menjumpai pemuda yang dirundung masalah mengadukan masalahnya kepada teman, imam masjid, atau gurunya dan mengabaikan ayahnya. Karena sang ayah tidak bisa memikat hatinya dan tidak bisa menghancurkan sekat-sekat yang ada di antara mereka. Sementara hatinya dipikat oleh guru atau temannya. Bahkan terkadang dipikat oleh musuh yang jahat.
Bukankah anda juga memperhatikan seperti saya ketika seseorang masuk ke ruangan yang penuh sesak dan tengak-tengok mencari tempat duduk yang kosong, maka semua orang berebut mencari perhatiannya. Semua orang memanggilnya dan ingin duduk di sampinnya. Mengapa?
Pernahkah anda diundang untuk menghadiri acara makan malam dengan sistem prasmanan. Yakni, setiap orang mengambil makan sendiri-sendiri dan di meja bundar yang disediakan. Bukankah anda pernah melihat orang yang setelah mengambil makanan, maka banyak orang yang memberikan isyarat kepadanya supaya duduk bersama mereka.
Sementara orang lainnya mengambil makanan dan tengak-tengok, tetapi tidak ada seorang pun yang memanggilnya atau mendekatinya. Sehingga kedua kakinya membawanya ke salah satu meja yang ada.
Mengapa orang-orang itu peduli kepada orang pertama dan tidak peduli kepada orang yang kedua?
Bukankah anda merasa bahwa sebagian orang selalu disukai oleh orang lain di manapun ia berada. Seolah-olah ia memegang magnet yang bisa menyedot hati mereka.
Sungguh mengagumkan!
Bagaimana mereka semua bisa memikat hati manusia?!
Itu adalah trik-trik cerdas yang bisa digunakan oleh seseorang untuk memikat hati manusia.
Keputusan…
Kemampuan kita untuk memikat hati orang lain dan mendapatkan cinta mereka yang tulus
akan memberi kita kenikmatan hidup yang besar.
(Disalin dari buku Nikmatilah Hidup Anda karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arifi, hal.73-76. penerbit: Yassir. Dipublikasikan kembali oleh http://salafiyunpad.wordpress.com)
5 Responses to “100 Cara Memikat Hati Manusia”
on 16 Nov 2008 at 10:26 am
Tia tasman
Memang benar org skg ini,melihatnya bukan karena akhlaknya!tapi karena jabatan dan kekayaanya!ini tjd pd diri saya sendiri,tp sy Yakin Allah akan mberi kemudahan bagi kt wlaupun dhina n dsepelekan org lain!Insyallah akan dtingkatkan derajad kt.Amiin
on 22 Dec 2008 at 4:28 am
moko
Memang benar, dan ijinkan saya yang bodoh ini menambahkan sedikit hal tentang memikat, dan hal ini berdasarkan atas pengalaman yang mereka miliki.
Memikat terlahir dari beberapa hal :
1. Karomah dari Yang Kuasa.
2. Roh/Ruh manusia.
3. Aqhlak manusia.
4. Akal manusia.
5. Jalan kehidupan.
1. Karomah pikat, diberikan secara langsung dan tanpa batas oleh Allah, dan biasanya berkaitan dengan rencana-Nya
2.Ruh Manusia mempunyai bawaan sinar sejak dari lahir, yang kemudian mendorong manusia secara alamiah untuk beraqhlak.
3. Aqhklak ini merupakan suatu hasil dari hukum sebab akibat, dari perasaan manusia yang cinta akan kebesaran Allah.
Dimana dia yang lebih banyak hati untuk Allah dan menjalankan perintahnya, akan lahir sinar gemerlapan yang melingkupi, dan membuat wajahya bersinar lengkap dengan hati dan tndak tanduknya.
Akal manusia adalah sumber pemikat yang tidak hakiki, karena terlahir dari daging dan bukan ruh.