4 Gejala Stres yang Tak Terduga
Banyak orang tidak suka Senin karena pada hari ini kesibukan yang padat dimulai. Karena itu, para ahli menilai wajar jika banyak orang merasa stres pada hari Senin. "Namun, apabila kita merasa stres nyaris setiap hari, mungkin kita punya masalah kejiwaan yang lebih serius," ujar Stevan E Hobfoll, PhD, dari Rush University Medical Center.
Umumnya, gejalanya seperti empat contoh berikut. Apabila mengalami satu di antaranya, sebaiknya ajukan cuti sejenak dari pekerjaan.
1. Sering sakit kepala tanpa sebab. Senin sampai Jumat kita bekerja dalam jadwal yang padat. Pada akhir pekan, kita kerap memanfaatkan waktu untuk beristirahat, bersantai, atau berelaksasi. Kesenjangan aktivitas ini ternyata bisa memicu timbulnya migren, kata Todd Schwedt, MD, Direktur Washington University Headache Center. Supaya dampaknya tak kian hebat, kita harus punya waktu tidur yang cukup plus makan secara teratur setiap hari.
2. Nyeri haid tak tertahankan. Hasil riset terbaru dari Harvard School of Public Health mengungkapkan, wanita yang stres akan mengalami nyeri haid dua kali lipat lebih kuat ketimbang mereka yang lebih rileks. Para peneliti yakin, ketidakseimbangan hormon adalah pemicunya. Solusinya: lakukan latihan fisik secara rutin. Selain meredakan kram perut, aktivitas ini juga bisa mengenyahkan stres.
3. Sering sakit gigi. Kadang, tanpa sadar, kita menggemeretakkan gigi saat tidur. Atau gigi atas dan gigi bawah beradu dengan kuat. Esok harinya, rahang terasa ngilu. "Namun, rasa sakit ini bisa kian parah apabila kita sedang banyak pikiran atau di bawah tekanan," ujar Matthew Messina, DDS, penasihat konsumen dari American Dental Association. Mintalah bantuan dokter untuk mengatasi kebiasaan menggemeretakkan gigi pada malam hari.
4. Tidur tak nyenyak. Bermimpi seharusnya membuat kita bangun dengan perasaan nyaman dan riang pada pagi hari. Namun, apabila kita sering terbangun di tengah malam, proses bermimpi pun terganggu sehingga kita bangun pagi dengan perasaan lelah. Hal ini dikatakan Rosalind Cartwright, PhD, profesor bidang psikologi di Rush University Medical Center. Sebaiknya bentuk pola tidur yang sehat dengan membiarkan diri terlelap selama 7-8 jam setiap malam.